Lompat ke isi utama

Berita

Salurkan Air Bersih “Bawaslu Peduli” Ringankan Kebutuhan Primer Warga

Jepara, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Kekeringan yang melanda sebagian daerah Jepara menggugah nurani Bawaslu Jepara untuk membantu meringankan beban masyarakat yang mengalami krisis air.

Kekeringan akibat kemarau panjang membuka inisiatif komisioner-komisioner Bawaslu melakukan iuran pengumpulan dana pribadi secara suka rela di tengah tak terdapat anggaran dari lembaga untuk bantuan sosial ataupun kebencanaan.

Diwakili oleh Kordiv SDM Abd. Kalim melakukan bakti sosial dengan Tagline “Bawaslu Peduli” berupa pemberian air bersih pada masyarakat Desa. Bekerjasama dengan BPBD Jepara bantuan air bersih sebanyak 10.000 Liter air ini berpusat di RT. 07 RW.01 dan RT. 01 RW. 01 Karangrandu Pecangaan Jepara (16/10).

"Bawaslu ikut merasakan senang dan gembira dapat berbagi kepada masyarakat yang sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari hari. Dampak dari kemarau panjang sangat dirasakan sekali oleh masyarakat yang kekurangan air bersih sementara air bersih adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi setiap hari” kata Kalim.

Kalim melanjutkan kedatangan Bawaslu disambut antusias warga yang beberapa hari ini belum datang bantuan air sedangkan air merupakan kebutuhan primer yang penting untuk dipenuhi dalam kehidupan sehari hari.

Warga berhamburan keluar membawa wadah seperti tong, ember, galon ataupun wadah yang sekiranya dapat menampung air. Sesekali anggota Bawaslu menerima keluh kesah dari sebagian warga yang sangat antusias dengan kedatangan Tim. Maysaroh adalah warga RT. 07 Rw. 01 biasanya menghabiskan air biaya 15-25 ribu untuk membeli air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari hari

"Alhamdulillah ada bantuan air sehingga sangat membantu kami sehari hari" kata Maysaroh.

Rozikan (40) RT 07 RW 01 juga bercerita bahwa untuk mendapatkan air yakni bersumber dari air sumur dan PDAM sedangkan sumur mengering dan PDAM tidak mengalir. Untuk mendapatkan fasilitas air ia harus membayar sedangkan saat ini tidak memiliki penghasilan. Untuk memperoleh air kadang ia “Ngangsu” dari Desa Tedunan.

Tak ketinggalan cerita dari Siti Sofianah (38) RT 07 RW 01 yang mengalami kekeringan air sumur sudah sejak lama. Untuk mencuci pakaian ibu dari 2 anak ini terkadang ke Desa Troso Pecangaan Jepara yang berjarak sekitar 8,9 Km dari Kaliombo.

Siti Kasmiyati RT 01/01 juga mengatakan sebelumnya belum pernah kekeringan, ini kemarau yang bisa dikatakan panjang. Air bantuan digunakan hanya untuk keperluan masak dan minum kemudian untuk mandi warga memakai air sumur yang agak keruh, sedangkan untuk mencuci warga me-laundry.

"Air bantuan biasanya habis dalam 2 hari, harapan dari ibu bantuan datang seminggu 2x” kata nenek usia 60 tahun ini.

Dilansir dari laman CNN Indonesia Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan musim hujan tahun ini pada umumnya mengalami kemunduran hingga 30 hari dari biasanya.

Bawaslu berharap semoga hujan cepat turun sehingga masyarakat tidak mengalami kekeringan dan semoga bantuan dari Bawaslu yang sangat terbatas dapat meringankan beban sebagai bagian dari rasa bakti terhadap masyarakat.

“Mudah mudahan bantuan ini bermanfaat” Pungkas Kalim

Tag
Berita