Lompat ke isi utama

Berita

Pendidikan Politik Kepengawasan Bisa Mengikis Ketakutan

Jepara, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Pendidikan politik kepada penyandang disabilitas sangat penting karena disabilitas merupakan kelompok yang sangat rentan dan jarang dapat perhatian dari masing-masing organisasi politik. Boleh dikatakan dari partai politik itu sering mengabaikan bahkan cenderung dianggap tidak ada kontribusi. Hal ini dikatakan Zulikan dari Ketua Perkumpulan Penyadang Disabilitas Indonesia (PPDI) Jepara dalam diskusi Bawaslu Menyapa Edisi ke-9. Ia mengatakan pendidikan kepengawasan Pemilu/Pilakda itu sangat penting karena ia merasa teman-teman disabilitas itu kadang merasa ketakutan atau merasa tidak nyaman ketika menghadapi situasi-situasi politik seperti adanya intervensi, kawan-kawan disabilitas sangat ketakutan untuk bisa melapor atau bahkan untuk bercerita ke temen-temen yang lain saja itu takut.

“Ketakutan itu karena menganggap tidak ada yang membela dan memberi perlindungan ketika sudah berbicara atau melaporkan, bahkan mereka takut menjadi target dari oknum yang melakukan pelanggaran,” ujar Zulikan.

Laki-laki yang memiliki tiga anak ini melanjutkan masalah yang terjadi pada temen-temen disabilitas yaitu terkadang mereka tidak mengetahui batasan-batasan tindakan mana yang berpotensi melanggar dan mana yang tidak dalam Pemilu/Pilkada. Hal ini disebabkan karena memang selama ini belum ada pendidikan kepengawasan yang memberikan edukasi bagi sahabat disabilitas. Dikatakan bahwa baru beberapa tahun belakangan ini setelah ada Bawaslu Jepara, temen-temen disabilitas diberi pengertian batasan-batasan pelanggaran Pemilu. Namun demikian itu juga belum merata karena mungkin sahabat disablitas ini terlalu banyak juga sehingga terlalu kompleks, ketika ada sosialisasi yang bisa hadir itu hanya tertentu terutama temen-temen yang biasanya berkumpul saja, untuk yang belum pernah kumpul cenderung tidak tahu informasi dan bahkan ketika ada yang tahu informasi pun beliau itu belum tentu bisa hadir.

“Ada kalanya tidak punya kendaraan, tidak ada yang mengantar, tidak dapat izin dari orang tua dan orang tua merasa malu. Hal inilah yang menjadi kendala untuk pendidikan politik temen-temen disabilitas,” kata Zulikan.

Lebih lanjut pria yang beralamat di Troso Pecangan ini berpesan pada sahabat disabilitas yang di luar sana terutama di Jepara, untuk jangan takut melapor, Jangan takut mengawasi proses Pemilu/Pilkada esok. Karena sahabat disabilitas punya hak mengawasi dari Pemilu/Pilkada ini dan sudah ada Bawaslu untuk menjadi pusat aduan dari sahabat disabilitas. Sahabat disabilitas bisa mengadu melaporkan ke Bawaslu dan mungkin ketika ada keraguan dan ketakutan ada jaminan bahwa kawan-kawan akan aman tidak ada intervensi karena Bawaslu sebagai pengayom dan pelindung dari temen-temen yang melapor .

Harapannya Bawaslu agar bisa lebih memfokuskan diri atau memberi perhatian lebih kepada teman-teman disabilitas untuk memberikan pendidikan politik yang lebih maksimal. Karena dalam tanda kutip memang benar bahwa teman-teman tidak berani, bahkan mengungkapkan di medsos saja ketakutan. Hal itu yang mungkin bisa dikikis dengan hadirnya Bawaslu, karena Bawaslu akan menjadi pelindung dari kawan-kawan ketika kawan-kawan itu mengetahui pelanggaran Pemilu/Pilkada.

“Bawaslu sebagai tempat untuk melapor dan bisa untuk mengawasi dan tidak ada ketakutan karena terdapat jaminan pelindung dan penganyom,” pungkas Zulikan.

(Shol/HumasBawasluJepara)

Tag
Berita